Kampung Kapiten – Palembang

Sebuah kampung yang ada di kawasan 7 ulu Palembang. yang memiliki sejarah dan budaya etnis Tionghoa sejak masa kolonial Belanda.
Kapitan sendiri berarti pemimpin di wilayah ini, dipilih oleh Belanda berdasarkan status ekonomi tertinggi di kampung itu. Pemilihan dengan cara seperti ini dikarenakan, menjadi seorang Kapitan tidak di gaji oleh Belanda. Posisi Kapitan sendiri dalam pemerintahan yakni di bawah Walikota, tetapi masih di atas Camat. Tugas-tugasnya di antara lain, mengurus kependudukan, pernikahan, perceraian serta pembayaran pajak usaha yang nantinya akan di setor ke kompeni Belanda.
Kampung ini diperkirakan sudah ada sekitar 325 tahun yang lalu, tidak diketahui secara pasti tepatnya, karena hilangnya buku silsilah yang pertama, yaitu buku silsilah generasi 1-7, sedangkan yang ada hanya buku silsilah generasi ke 8-12. Kapitan terakhir adalah generasi ke-10 yakni Tjoa Ham Hin (1850), dan di angkat menjadi Kapitan oleh Belanda pada tahun 1880 sampai beliau meninggal pada tahun 1921. Saat ini, keturunan kapiten yang masih ada adalah generasi ke-14 yang beranggotakan 9 bersaudara. tapi sayang saat aku datang mereka sedang tidak ada ditempat. itulah sejarah singkat tentang kampung kapitan.



Gerbang masuk kampung kapiten dan rumah-rumah penduduk di kawasan ini.

Setelah berjalan masuk sekitar 50M dari gerbang, terlihat sebuah makam tionghua di sebelah kanan badan jalan.


Taman depan rumah kapiten. taman ini dibuat saat era pemerintahan walikota Palembang eddy santana untuk tujuan wisata kota Palembang, tapi sayang di era walikota yang baru taman ini tidak dilirik lagi oleh pemerintah.

inilah rumah sang kapiten Tjoa Ham Hin yang masih berdiri kokoh hingga saat ini.

tampak depan rumah sang kapiten dihiasi warna merah yang melambangkan etnis tionghua.


ruangan pertama rumah kapiten dihiasi foto-foto tua peninggalan dari jaman dahulu.


 beberapa foto yang ada di ruang depan.


Perabot di ruang depan.


memasuki ruangan kedua, terdapat altar tempat sembahyang kepada dewa-dewi.


di ruangan ketiga ini ruangan ini hanya dibiarkan kosong terdapat tangga lipat dan kursi kayu serta jemuran handuk.
di bagian belakang ternyata rumah ini terdiri dari beberapa rumah yang menjadi satu.


 beberapa sudut rumah bagian belakang.